GENOTA.ID – Di tengah hiruk pikuk dan problematika dunia, kita seringkali mencari ketenangan dan ketentraman hati. Berbagai macam cara dilakukan manusia untuk mendapatkan ketenangan tersebut.
Sayangnya, tidak semua orang menempuh jalan yang lurus dan cara yang benar. Ada yang mencoba melarikan diri dari masalah dengan narkotik, minuman keras dan cara lain yang negatif. Padahal, semua itu hanyalah kesenangan sesaat yang menipu dan termasuk perbuatan dosa. Bahkan dari cara tersebut malah menimbulkan masalah baru.
Perlu diketahui, bahwa kita tidak harus memiliki harta yang melimpah untuk mendapatkan ketenangan hati. Pada kenyataannya, tidak sedikit orang yang meskipun kaya secara materi, namun ia merasa batinnya tidak tenang karena takut jatuh miskin. Khawatir harta yang dicintainya akan hilang dan permasalahan duniawi lainnya. Sebaliknya, ada orang miskin yang meskipun secara harta kurang, namun ia mampu mendapatkan ketenangan hati dan hidup bahagia.
Lantas, hal apa yang membuat manusia tidak tenang? Pada dasarnya, ada berbagai macam hal yang dapat membuat kita merasa gelisah. Di antaranya adalah karena perbuatan, pikiran dan cinta kepada duniawi.
Disadari atau tidak, perbuatan dapat mempengaruhi ketenangan dan ketentraman hati. Saat kita telah melakukan perbuatan yang tidak baik atau melakukan dosa, maka hati kita akan merasa tidak nyaman.
Sebagaimana hadis dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia.” (HR. Muslim).
Selain itu, cara berfikir juga menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan tenang atau tidaknya hati kita. Hal ini seringkali kita temui saat menghadapi suatu permasalahan. Jika saat itu kita berpikiran negatif, maka hati kita akan semakin cemas dan tidak tenang.
Begitu pula saat bertemu dengan ketidakpastian dalam hidup. Jika kita terjebak pada pemikiran kita sendiri yang sibuk mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi, maka yang ada malah hati kita selalu diliputi kekhawatiran.
Kemudian yang terakhir adalah terlalu cinta pada duniawi. Orang yang terlalu mencintai dunia, malah bisa membuat hatinya tidak tenang. Mengapa? Hal itu disebabkan semakin tinggi kadar cintanya, ia akan dihinggapi rasa takut kehilangan yang berlebihan.
Dengan demikian, maka apa yang harus kita lakukan agar hidup kita dapat tentram dan mendapatkan ketenangan hati?
1. Mengingat Allah SWT.
Untuk mendapatkan ketenangan hati, bukanlah sesuatu yang mustahil. Allah SWT mengajarkan pada kita cara untuk mendapatkannya, yaitu dengan zikrullah (mengingat Allah). “Ingatlah, bahwa dengan ingat kepada Allah hati menjadi tenang.” (QS. Al-Ra’d: 28).
Namun, zikrullah seperti apa yang dapat membuat hati tenang? Perlu diketahui, bahwa untuk mengingat Allah SWT tidak hanya sekedar di lisan saja, melainkan juga dipraktekkan dalam hati dan perbuatan. Misalnya saat kita berzikir memohon ampunan kepada Allah SWT, maka hendaklah kita juga meresapinya dalam hati.
Kemudian mempraktekkannya dengan tindakan agar tidak melakukan perbuatan dosa dan menjauhi larangan Allah SWT. Sehingga saat mengingat-Nya, kita akan merasa takut untuk berbuat dosa, dan Insya Allah perbuatan kita akan terjaga dari perbuatan buruk.
Selain mengingat Allah SWT, seorang mukmin perlu bersabar dan berpikir positif dalam menghadapi ujian yang sedang dialaminya. Dengan demikian, Insya Allah kita dapat terhindar dari penyakit hati seperti marah, dengki dan iri hati. Karena sesungguhnya penyakit hati itu sangat melelahkan dan mengakibatkan hidup tidak tenang.
2. Jangan Terlalu Cinta Dunia.
Orang yang terlalu cinta dunia, maka hidupnya cenderung tidak tenang. Dapat kita bayangkan bahwa orang yang terlalu mencintai hartanya, maka rasa cemas akan selalu menghantuinya. Ia takut kehilangan hartanya dan jatuh miskin. Di sisi lain, ia tidak akan merasa puas dengan apa yang didapatkannya, sehingga ia akan terlalu sibuk dengan hartanya ketimbang beribadah kepada Allah SWT.
Dalam menghadapi hal tersebut, maka sikap bersyukur perlu ditanamkan agar dapat memperoleh ketenangan. Pasalnya, sebanyak apapun rezeki dan karunia yang kita dapatkan, kita tidak akan merasa senang dan puas jika kita tidak bersyukur kepada Allah SWT. Bila segala nikmat dari Allah SWT kita syukuri, maka sekecil apapun yang diterima, kita akan merasa bahagia.
Jadi, agar hidup menjadi tentram dan hati kita tenang, kita perlu banyak mengingat Allah SWT dan bersyukur. Dua kunci inilah yang dapat menghindarkan kita dari kegelisahan. Semoga dengan demikian kita dapat menjalani hidup dengan tentram dan bahagia. Wallahu a’lam bisshowab.