GENOTA.ID – Bahagia itu tidak perlu dicari ketempat yang jauh. Bahagia itu sangat dekat dengan kita. Ia bahkan berseliweran di kanan kiri kita. Dua hari ini saya memperoleh banyak kebahagiaan. Usai acara SuksesMulia Entertrainment di Jakarta, beberapa waktu lalu, saya segera bergegas pulang ke Bogor. Di rumah sudah menunggu orang tua, kakak, adik-adik, saudara dan keponakan-keponakan saya dari Lampung. Semua berjumlah 14 orang. Mereka menginap di rumah saya.
Mereka datang saja sudah merupakan kebahagiaan. Apalagi saat tiba di rumah, keponakan-keponakan saya menghampiri saya, memeluk saya dan langsung ngajak bermain dengan saya.
Saya sangat bahagia saat itu, mengapa? Karena selama ini empat keponakan saya yang masih balita itu tidak mau bermain dengan saya, bahkan cenderung takut dan menghindar saat saya mendekat. Malam itu saya puaskan bermain-main dengan mereka. Saya benar-benar bahagia.
Usai bermain, saya menuju meja makan. Ternyata di meja itu sudah terhidang daun pepaya, daun singkong dan sambal ikan asin yang sudah disiapkan oleh ibu saya. Wuih… nikmatnya luar biasa, saya makan sampai nambah 3 kali. Usai makan, adik perempuan saya menghidangkan secangkir kopi, menambah kebahagiaan saya malam itu.
Setelah semua tamu tidur, saya menyalakan TV dan menonton Liga Inggris. Walau hanya kebagian menonton babak kedua, waktu itu saya bahagia karena Manchester United menang 4-0. Kemenangan ini menjadi pelengkap kebahagiaan saya sebelum tidur malam itu. Maaf ya bagi yang bukan pendukung MU, hehehe….
Saat bangun sebelum subuh, saya melihat ibu saya sedang sholat tahajud. Ia kemudian berdoa dengan linangan air mata membasahi pipinya. Saya tatap wajah yang sudah keriput itu dengan penuh cinta. Setelah puas memandang, saya cium dan peluk wanita yang sangat saya hormati itu. Balasan pelukan dan belaian tangannya di kepala saya, membuat saya benar-benar bahagia pagi itu. I love you Ibu…
Pukul 8 pagi saya belum melihat anak saya, Hana, dikamarnya. Saya kemudian masuk ke kamarnya, ngobrol dengan anak saya yang sudah mulai remaja ini. Saya katakan kepada Hana yang sudah kelas 1 SMP, bahwa salah satu ciri orang yang beriman adalah menghormati dan memuliakan tamu. Saya puaskan juga ngobrol masalah-masalah lain. Saat itulah Hana menatap mata saya dengan penuh perhatian, bahagia pun menjalar ke dalam tubuh saya.
Kebahagiaan saya semakin menjadi jadi, saat Hana keluar dari kamar, kemudian bermain dengan sepupu-sepupunya dan ngobrol asyik dengan bulek-buleknya dan ikut bercanda dengan kakek-neneknya. Minggu pagi itu pun kebahagiaan saya semakin memuncak. Saat berdoa usai sholat Dhuha, tak terasa air mata kebahagiaan mengalir deras di mata saya.
Bahagia itu sangat dekat, ayo bagi pengalaman Anda tentang kebahagian-kebahagiaan hidup yang pernah Anda rasakan. Siapa tahu dengan membaca pengalaman Anda, orang lain pun ikut merasakan bahagia. Bahagia itu ternyata amatlah dekat saudara-saudara…
Salam SuksesMulia!